BPS Laporkan Deflasi, Pemprov Kalteng Nilai Kondisi Ekonomi Terkendali

Potret Kalteng 03 Jun 2025, 11:39:15 WIB PEMPROV KALTENG
BPS Laporkan Deflasi, Pemprov Kalteng Nilai Kondisi Ekonomi Terkendali

Keterangan Gambar : Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Yuas Elko saat menghadiri press release BPS Prov. Kalteng


PALANGKA RAYA, POTRETKALTENG.COM – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menilai bahwa kondisi ekonomi daerah berada dalam situasi yang terkendali dan stabil, menyusul rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng terkait data inflasi dan deflasi Mei 2025.


Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Yuas Elko, menyampaikan apresiasi kepada BPS atas laporan komprehensif tersebut. Berdasarkan data yang dirilis, Kalteng mengalami deflasi sebesar 0,53 persen secara bulanan (month-to-month/m-to-m), menjadikannya provinsi dengan tingkat deflasi terdalam ke-12 secara nasional.

Baca Lainnya :


Lebih lanjut, secara year-on-year (y-on-y), Kalteng tercatat mengalami inflasi sebesar 0,46 persen, sementara inflasi tahun kalender (year-to-date/y-to-d) mencapai 0,76 persen. Angka ini dinilai lebih rendah dan lebih stabil dibandingkan inflasi nasional yang berada di angka 1,6 persen (y-on-y).


“Data ini menunjukkan bahwa secara umum kondisi harga di Kalimantan Tengah relatif stabil dan terkendali. Capaian ini menjadi indikator positif bagi kestabilan ekonomi daerah,” ujar Yuas Elko dalam pernyataan singkatnya.


Kepala BPS Provinsi Kalteng, Agnes Widiastuti, dalam konferensi pers di Ruang Vicon BPS menambahkan bahwa Kalteng berhasil menekan harga sejumlah komoditas penting, yang berkontribusi besar terhadap deflasi. Komoditas utama yang menyumbang deflasi bulanan antara lain cabai rawit (-0,21%), ikan gabus (-0,17%), bawang merah (-0,05%), ikan nila (-0,05%), dan bayam (-0,03%). Komoditas lain seperti bawang putih, cabai merah, daging ayam ras, dan ikan papuyu juga ikut menekan inflasi.


Namun demikian, terdapat pula beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga. Di antaranya tomat, tarif pulsa ponsel, dan emas perhiasan, yang masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen. Kenaikan harga emas sendiri dipengaruhi oleh harga global serta nilai tukar rupiah.


Agnes juga memaparkan bahwa secara spasial, seluruh wilayah IHK di Kalteng mengalami deflasi bulanan. Kabupaten Kapuas mencatat deflasi tertinggi sebesar 1,43 persen, diikuti Sukamara (0,27 persen), Palangka Raya (0,15 persen), dan Sampit (0,08 persen). Komoditas cabai rawit dan bawang merah menjadi faktor dominan penekan harga di seluruh wilayah tersebut.


Menurut BPS, fenomena deflasi ini tak lepas dari melimpahnya pasokan komoditas utama selama musim panen, baik dari produksi lokal maupun kiriman dari luar daerah seperti Jawa dan Banjarmasin. Panen raya bawang merah di sentra-sentra produksi seperti Brebes dan Bima juga ikut membantu menurunkan harga di pasaran.


Dengan data ini, Pemerintah Provinsi Kalteng optimistis bahwa pengendalian harga dan stabilitas ekonomi di daerah dapat terus dijaga, terutama dengan kerja sama lintas sektor dan pengawasan distribusi barang kebutuhan pokok yang lebih efektif.


RH







+ Indexs Berita

Berita Utama

Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment